Rabu, 08 September 2010

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI


HAI TEMAN-TEMAN DENGAN HATI YANG IKHLAS SAYA MENGUCAPKAN HARI KEMENANGAN DI BULAN SYAWAL 1431 H SEMOGA MENNDAPATKAN KEBERKATAN DAN AMPUNAN AMIN baca selanjutnya..

Kamis, 02 September 2010

belajar astronomi

LAPORAN KEGIATAN MAGANG
DI OBSERVATORIUM BOSCHA DI BANDUNG
Tanggal 23-28 Agustus 2010

Oleh
Muhammad Darwis
Marzuki

Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau pasca pengamatan hilal Ramadhan 1431 H bertepatan tanggal 09-12 Agustus 2010, yang bekerjasama dengan abservatorium boscha. Setelah menyelesaikan pengamatan hilal ramadhan 1431H dan dilakukan evaluasi oleh pimpinan Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum, terlihat kondisi SDM yang dimiliki oleh Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum masih sangat belum memadai untuk menjalankan pengamatan hilal secara mandiri. Untuk itu Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum berkeinginan untuk meningkatkan mutu SDM dengan memberikan kesempatan kepada beberapa orang dosen untuk ikut pelatihan/magang di observatorium boscha di Bandung.
Kegiatan ini bertujuan agar terjadi peningkatan SDM terutama dosen Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum dalam menjalankan pengamatan hilal dengan baik dan benar, Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum yang telah memiliki fasilitas teleskop yang canggih juga harus mampu menggunakan dan memprogramkan kegiatan lanjutan untuk teleskop demi menunjang pendidikan dan penelitian serta keperluan lain yaitu untuk menjaga teleskop dan instrumen lainnya yang dimiliki dapat awet dan tahan. Seiring dengan tujuan tersebut pimpinan Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum menunjuk saudara Marzuki dan Muhammad Darwis untuk ikut pelatihan/magang di Bandung.
Keberangkatan untuk pelatihan dan magang tersebut pada tanggal 22 Agustus 2010 dan berakhir pada tanggal 28 Agustus 2010. Adapun hasil kegiatan magang tersebut antara lain:

Hasil Kegiatan Magang
1. Tanggal 23 Agustus 2010

Kegiatan pelatihan ini dibuka langsung oleh kepadal Observatorium Boscha bapak muhammad Hakim pada jam 09.00 WIB dalam pembukaan ini bapak Hakim banyak memberikan masukan pada Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum untuk dapat memanfaatkan teleskop yang canggih itu untuk keperluan penelitian dan pengamatan hilal, dan jangan hanya untuk disimpan. Lebih baik rusak karena dipakai daripada rusak karena tidak dipakai, itulah ucapannya.
Dalam pembukaan ini juga pak Hakim banyak menyoroti bahwa UIN Suska Riau mampu untuk mengembangan dan memanfaatkan teleskop yang dimiliki, dengan observatorium di UIN Suska Riau, dengan juga menambah alat untuk kelengkapan itu dan SDM yang baik pula.

Materi Pertama (Overview Astronomi)
Setelah pembukaan materi yang disampaikan selanjutnya oleh bapak Moedji dengan judul Overview Astronomi, pengamatan dan esensinya dalam ibadah dalam kehidupan isalami. Dalam materi ini pak Moedji menyoroti perlunya senergisitas antara Islam dan tekonologi. Tidak perlu ada lagi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, hal ini sejalan dengan visi UIN Suska Riau untuk mengintegralkan pendidikan agama dan umum.
Astronomi salah satu mata pelajaran yang penting bagi Islam terutama penentuan tanggal 1 tiap bulan hijriah dengan rukyat al hilal, penentuan waktu sholat, penentuan arah kiblat, haji dan lain sebagainya. Ini point penting astronomi dalam Islam. Sebaliknya ahli astronomi juga tidak boleh lepas dengan ajaran Islam.
Setelah menjelaskan pentingnya astronomi dalam Islam pak Moedji lanjutnya menjelaskan tentang astronomi hal yang pertama adalah cahaya. Apa itu cahaya? Cahaya adalah sinar yang beragam. Sinar ini diterjemahkan ke dalam bentuk gelombang yang memiliki sifat dan energi yang berbeda yaitu di mulai dari sinar Gama, X- Ray, Infrared hingga radio. Yang dapat diterima bumi dari sinar matahari adalah gelombang visual dan radio.



Teleskop itu adalah sama dengan mata manusia yang mampu menerima cahaya dari matahari secara terbatas, cara kerja mata dan teleskop sama, namun mata memiliki diafgram yang kecil yaitu 2 mm – 8 mm. yang kalau menerima sinar yang besar akan mengecil dan kalau menerima sinar yang kecil akan membesar.
Selanjutnya pak Moedji memberikan defensi/istilah terkait dengan astronomi
• Az. : Azimut,
• Alt. : Altitude (tinggi)
• Z : Zenit,
• N : Nadir
• U : Utara,
• S : Selatan
• T : Timur dan
• B : Barat

Lihat gambar di bawah:


• Azimut adalah bujur SKH, yang diukur dari arah utara ke posisi * sepanjang horizon melewati arah timur.
• Altitude/tinggi (h) adalah tinggi * dari bidang horizon. Positif (+) untuk di atas bidang horizon, dan negatif (-) untuk di bawah bidang horizon.
• Titik kutub lingkaran Horizon adalah titik Zenit (Z) dan titik Nadir (N).
• Lingkaran primer dalam SKH adalah lingkaran Horizon.
• Lingkaran Horizon merupakan hasil perpotongan bidang Horizon dengan Bola langit


Lihat gambar di atas
Jarak zenit diukur dari zenit (Z) ke posisi *. Jika * tepat di Z, jarak zenitnya 00. jika * tepat di bidang horizon, jarak zenitnya 90o.


Lihat gambar diatas
Ada dua penentuan titik 00 menurut Geodesi terletak di Utara sementara Astronomi 00 terletak di Selatan, namun keduanya tidak masalah untuk dipakai
Geodesi: Az. Utara = 0o, Az. Timur = 90o, Az. Selatan = 180o, Az. Barat = 270o. Astronomi: Az. Selatan= 0o, Az. Barat = 90o, Az. Utara = 180o, Az. Timur = 270o

Selanjutnya pak Moedji menjelaskan SISTEM KOORDINAT EKUATORIAL DAN SISTEM KOORDINAT EKLIPTIKA, keduanya bermanfaat untuk menentukan objek benda langit.

SISTEM KOORDINAT EKUATORIAL



• Lingkaran Ekuator Langit merupakan hasil perpotongan bidang Ekuator dengan Bola langit.
• Titik kutub lingkaran Ekuator Langit adalah titik Kutub Utara Langit (KLU) dan titik Kutub Selatan Langit (KLS).
• Dalam SKE, posisi benda langit (*) digambarkan dalam Asensiorekta (α) dan Deklinasi (δ).
• Asensiorekta adalah bujur SKH, yang diukur dari titik Aries (γ) ke posisi * sepanjang bidang ekuator langit ke arah timur.
• Deklinasi (δ) adalah lintang SKH, yang diukur dari bidang ekuator langit. Positif (+) untuk diatas bidang ekuator langit, dan negatif (-) untuk dibawah bidang ekuator langit.

SISTEM KOORDINAT EKLIPTIKA



• Lingkaran Ekliptika merupakan lingkaran besar hasil perpotongan bidang Ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari) dengan Bola langit.
• Titik kutub lingkaran Ekliptika adalah titik Kutub Utara Ekliptika (KEU) dan titik Kutub Selatan Ekliptika (KES).



Lintasan Harian Benda Langit Untuk Pengamat di Kutub


Lintasan Harian Benda Langit Untuk Pengamat di Ekuator


Senja dan Fajar (Twilight)



Pada saat Matahari terbenam, cahaya yang disebarkan angkasa Bumi masih dapat menerangi Bumi. Ketika Mthr berada 18o di bawah horizon, pengaruh terang tersebut sudah hilang. Selang waktu antara Matahari terbit/terbenam dengan saat jarak zenitnya 108o disebut sebagai fajar/senja (twilight).

Z=90o50’, h=–0o 50'→ terbit/terbenam
Z=96o, h=– 6o → fajar/senja sipil
Z=102o, h=– 12o → fajar/senja nautikal
Z=108o, h= – 18o → fajar/senja astronomis

Akhir Senja sipil: langit masih terang dan hanya beberapa bintang paling terang yang nampak
Akhir Senja nautika: batas laut dan langit tak bisa dibedakan
Akhir senja Astronomi: Semua bintang terang hingga V = 6 sudah bisa nampak oleh mata bugil

Perubahan tahunan posisi Matahari (secara kasar)
Tanggal aMatahari dMatahari bMatahari lMatahari
21 Maret (titik musim Semi) 0 (0°) 0° 0° 0°
21 Juni (titik balik musim panas belahan bumi utara) 6 (90°) +23° 26¢ 0° 90°
23 September (titik musim Gugur) 12 (180°) 0° 0° 180°
22 Desember (titik balik musim dingin belahan bumi utara) 18 (270° ) -23° 26¢ 0° 270°

baca selanjutnya..